CRAZY RICH GOING CRAZY
Bagi manusia modern kekayaan materi dengan uang yang berlimpah merupakan suatu supremasi, tujuan hidup ataupun orientasi hidup bagi sebagian manusia. Coba kita berkomunikasi dengan diri kita sendiri. Apakah sejak kita kecil kita ini dilatih untuk memuja bahkan menyembah kesuksesan, pengakuan, kekuasaan, dan kemewahan. Hal tersebut menjadikan jumlah uang atau kekayaan dijadikan suatu alat ukur dalam menstandarisasi status sosial. Bagi sebagian orang menjadi kaya adalah suatu hal yang wajib atau mutlak. Disisi lain kekayaan akan menciptakan suatu gegap gempita dari manusia yang ada di sekitar kita. Fanatisme akan kekayaan menjadikan sebagian manusia menjadi hilang akal. Hilangnya akal beserta moralitas menjadi suatu fenomena yang timbul dalam kehidupan modern ini.
Dimana, manusia menjadi serakah, egois, bahkan hak hidup orang lain mereka hisap demi memuaskan hasrat menjadi kaya raya. Apabila mereka telah memperoleh kekayaan mereka akan mendapatkan legitimasi dari lingkungan sekitar karena sudah terlihat terdongkrak status sosialnya. Masyarakat modern mengalami suatu penyakit. Penyakit tersebut adalah penyakit moral yang dimana pamer kemewahan sebagai suatu motivasi, crazy rich sebagai suatu figur panutan serta gaya hidup boros menjadi suatu tontonan kehidupan yang membuat banyak manusia berdecak kagum dibuatnya. Seolah pamer itu gaya hidup yang keren, bergaul dengan publik figur menjadi suatu hal yang dibanggakan. Banyak cerita seseorang yang dulunya tak punya apa apa, karena rajin bekerja keras, lalu jadi orang kaya yang di puja bak super hero. Bahkan, sejauh ini kita selalu dicekoki agar kita terglorifikasi akan kemapanan, kesuksesan, pengakuan, kekuasaan serta kemewahan.
Coba kita merenung dan berfikir bagaimana kita mengubah pattern ataupun cara pandang kita akan kesuksesan. Dimana, sukses instan adalah suatu cara untuk mendapatkan harta kekayaan secara cepat tanpa kita mendapatkan maknanya. Sebenarnya inti dari suatu kesuksesan adalah proses perjalanan dengan meresapi makna akan perjalanan tersebut. Kesuksesan dibangun perlahan layaknya suatu komitmen dalam tali pernikahan dua insan manusia, bukan seperti cinta satu malam di tempat pelacuran. Bagaimanapun cara memperolehnya pamer kekayaan adalah hal yang utama. Apabila dibandingkan dengan kejujuran, rendah hati, sikap kedermawanan yang tak di umbar (tanagan kanan memberi, tangan kiri merekam), serta kesederhanaan apalagi pemikiran.